Powered By Blogger

Selasa, 26 Juni 2012

Trade-Off menjadi Freelancer

Hampir sebulan ini saya sedang mengerjakan project freelance pertama saya. Yaitu membuat web e-commerce tanpa CMS. Membuatnya benar-benar dari awal. Walau terbilang project bernilai kecil dan sederhana, namun ternyata cukup memakan waktu juga dalam pengerjaannya.

Menjadi seorang freelancer tidak semulus yang diperkirakan. Ketika sudah terjun didalamnya maka kita menemu berbagai hal yang sebelumnya tidak terpikirkan. Apa saja hal-hal yang menjadi keuntungan dan kerugian seorang freelance, dari hasil pengalaman berikut penjabarannya:

Keuntungan
1. Waktu berada ditangan anda, bukan ditangan orang lain. Ya, sama seperti pengusaha lainya. Menjadi seorang freelancer tidak tergantung pada sekat-sekat waktu yg diciptakan oleh Undang-Undang ketenagakerjaan. Masuk jam 8 pagi, pulang jam 5 sore. Anda bebas memilih waktu bekerja anda sendiri. Dapat memilih kapan waktunya berlibur dan kapan waktunya bekerja keras. Waktu kerja standart yg telah di tetapkan adalah 40 jam seminggu. Seorang freelancer bisa memiliki jam kerja kurang dari itu atau bahkan 24 jam sehari/7 hari per minggu.

2. Self-Branding. Semakin kita ekspert di bidang yang kita geluti, maka akan semakin tinggi nama kita di mata orang lain. Awal kita mungkin menaruh harga yang kecil untuk mencari reputasi dan kepercayaan dari client. Namun ketika self-branding sudah terbentuk kita memiliki kekuatan untuk mengatur harga, sesuai kapasitas diri yg telah kita jual. 

3. Networking Luas. Bertemu banyak orang adalah opportunity yang tidak bisa diremehkan sedikit pun. Dalam pertemuan dengan banyak orang, maka akan membuka kesempatan yang lebih luas. Nama anda akan disebut-sebutkan dari mulut-ke-mulut. Opportunity semakin luas, rejeki semakin banyak.

Kerugian
1. Ketidakjelasan pemasukan bulanan. Apalagi di awal. Hal ini yang cukup memberatkan adalah saat anda baru pertama kali mencari klien. Anda belum memiliki reputasi apa-apa, sehingga trust yang anda miliki kecil. Pada akhirnya anda rela membanting harga agar bisa mendapatkan client.

2. Walau bekerja di kamar, anda akan di cap sebagai pengangguran. Ya ini yang saya rasakan juga, orang tua saya belum mengerti apa yang saya kerjakan. Jadi saat saya bekerja keras di depan laptop setiap hari.  Yang ada di dalam pikiran mereka adalah "main laptop terus seharian". Apapun yang dilakukan di depan laptop, orang tua saya selalu bilang "main". Laptop adalah mainan. Kebanyakan bermain sama dengan pengangguran. haha

3. Client mengusik setiap saat. Tidak ada yang membatasi anda dengan client. Client bebas menghubungi anda kapan saja, meminta apa saja, mengoreksi pekerjaan anda, bahkan memaki-maki pekerjaan anda bila memang pekerjaan kita cukup mengecewakan di mata mereka. Bahkan sekarang, weekend saya kadang tersita untuk bertemu dengan client. Harus SIAGA terhadap product (Siap, Antar, Jaga).

Itulah pengalaman saya saat mencoba mencari pekerjaan freelance. Namun harga paling berharga dari itu semua adalah pengalaman. Pengalaman mengayakan, menguatkan, mencerdaskan, dan membuat kita lebih bijak untuk mengambil langkah kedepan. Feel the experience. Anda tertarik menjadi seorang freelancer? :)